Peuy Batik by IKM Sumber Hayati Support Acara Duta Kreator Bengkulu 2025

Peuy Batik by IKM Sumber Hayati Support Acara Duta Kreator Bengkulu 2025: Tunjukkan Kebangkitan Digitalisasi Bumi Merah Putih

Bengkulu, 11 Juli 2025 – Balai Semarak Provinsi Bengkulu
Ketika kepercayaan sudah diberikan, maka sudah semestinya dijalankan dengan sepenuh hati. Begitulah filosofi Peuy Batik—tumbuh dari komunitas, untuk komunitas. Pada malam Grand Final Duta Kreator Bengkulu 2025, Peuy Batik by IKM Sumber Hayati hadir bukan hanya sebagai pendukung acara, tetapi sebagai bagian dari gerakan yang membawa perubahan nyata: kebangkitan digital dari akar budaya lokal.

Digelar megah di Balai Semarak, malam puncak ini dihadiri ratusan undangan: dari pemangku kebijakan, pelaku industri kreatif, tokoh masyarakat, hingga komunitas pemuda digital. Sejak Desember 2024, pencarian duta kreator terbaik telah melintasi berbagai daerah di Bengkulu—dan malam ini menjadi penanda tonggak baru pergerakan digital berbasis lokalitas.

Aquinsa Az Zahra resmi dinobatkan sebagai Juara Utama Duta Kreator Bengkulu 2025 berkat karyanya yang memadukan estetika pariwisata, nilai budaya daerah, dan pendekatan digital yang inovatif. Sebuah bukti bahwa kreativitas tidak harus meninggalkan akar.

Sementara itu, Ahmad Fikriy Firdaus terpilih sebagai Ketua Ikatan Alumni Duta Kreator, karena kiprahnya dalam membangun kolaborasi digital dan menyebarkan edukasi selama masa karantina. Ikatan ini diharapkan menjadi jembatan sinergi antarpelaku digital di seluruh lapisan masyarakat.

Dalam sambutannya, Asisten I Gubernur Bengkulu, Drs. Khairil Anwar, M.Si, menyebut acara ini sebagai momentum strategis percepatan digitalisasi Bengkulu.

“Ini bukan sekadar kompetisi, ini gerakan perubahan. Kita ingin digitalisasi yang inklusif, merata, dan berakar dari potensi lokal,” tegasnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Plt. Kepala Dinas Kominfotik Provinsi Bengkulu, Miftarul Ilmi, S.Sos., M.Si yang menyebut bahwa Duta Kreator akan menjadi mitra resmi Pemprov dalam pengembangan infrastruktur dan literasi digital daerah.

Dari sisi komunitas kreatif, Dani Fazli, CEO Onschool Indonesia sekaligus penanggung jawab acara, menyampaikan tekad bahwa gerakan ini tidak akan berhenti di Bengkulu saja.

“Dari desa, dari komunitas, dari akar – digitalisasi harus dimulai dari bawah. Kami akan bawa semangat ini ke 27 provinsi di Indonesia,” katanya penuh semangat.

Peuy Batik—sebagai UMKM lokal berbasis komunitas perempuan—hadir mendukung acara ini sebagai bentuk nyata komitmen kami untuk mengangkat budaya lokal ke panggung digital. Dengan menggunakan kain batik Bengkulu bermotif khas serta produk-produk ramah lingkungan yang dihasilkan tangan-tangan terampil para ibu dan remaja perempuan di Sumber Hayati, kami percaya: pemberdayaan dan digitalisasi bisa berjalan beriringan.

Acara ini tidak sekadar selebrasi, tapi awal dari perjalanan panjang menuju ekosistem digital yang kuat dan membumi. Dengan peluncuran roadmap pelatihan digital di seluruh kabupaten/kota, pembentukan komunitas alumni, dan platform karya digital kreator daerah, Bengkulu menegaskan posisinya sebagai pionir “Digitalisasi Bumi Merah Putih”—berdaya dari lokal, berdampak nasional.

Dan Peuy Batik akan terus ikut menenun perubahan itu. Satu motif, satu karya, satu langkah pada satu waktu.